Dengan sedikit hal yang dapat dilakukan dan tak ada tempat untuk dituju, 5 warga Palestina menggagas sebuah ide. Mereka membuat sebuah perahu dari botol bekas. Ide daur-ulang yang brilian di tengah Gaza yang diblokade itu.
Wilayah pesisir, rumah dari 1,8 juta penduduk Gaza, telah diblokade “Israel” sejak 2006. Sehari-hari, mereka hanya dapat melihat kekejaman zionis penjajah. Sementara satu-satunya akses menuju dunia luar, yakni perbatasan Rafah, kini diperketat oleh Sisi di Mesir.
Sementara Laut Mediterania, hanya boleh diarungi warga Gaza sejauh 6 mil laut saja. Lebih dari itu, nyawa mereka menjadi taruhan di tangan angkatan laut “Israel” penjajah.
“Kami ingin memecah depresi [kami], akibat terkepung di Gaza,” ujar Bahaa Obeid (25), salah seorang pembuat perahu botol, yang berkecimpung di bidang kelistrikan. Saat diwawancarai media, Bahaa sedang berlayar bersama sepupunya Mohamed Obeid (25), pengacara yang turut merakit perahu itu.
Selama 3 bulan, lima sekawan itu membentuk dan mengelas besi untuk dijadikan rangka kokoh perahu. Untuk perahu ini, mereka menghabiskan 1000 botol pelastik hijau bekas.
“Dibutuhkan beberapa waktu untuk membuat [perahu ini] karena kami hanya punya jatah listrik 6 jam saja dalam sehari,” ujar Bahaa.
Jika diuangkan, mereka menghabuskan dana sekitar AS$500 untuk perahu dengan panjang 4 meter dan lebar 2 meter itu. Alhamdulillah, kini perahu itu dapat mengibarkan bendera Palestina dengan bebas di atas pantai Gaza.
“Kami dapat pergi mancing atau hanya berlayar saja [dengan perahu ini],” jelas Mohamed.
“Ini sesuatu yang baru, mungkin sedikit aneh,” pungkasnya tentang perahu hijau yang kini menarik perhatian semua orang di Pantai Gaza.
sumber: (adibahasan/arrahmah.com)
0 Komentar Untuk "Di balik kesulitan, ada kemudahan"
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon