Bismillaahirrahmanirrahiim,
Semoga Allah yang Maha Menyaksikan setiap persaingan dari
mahluk-mahluknya menjadikan persaingan menjadi bagian nikmat dari Allah
yang bisa membuat diri kita semakin lebih baik dan membuat kita mampu
berbuat yang terbaik. Semoga Allah melindungi kita dari persaingan yang
menyengsarakan, mencelakakan dan menghinakan amiin.
Pemirsa yang budiman sudah menjadi sunnatulloh bahwa siapapun yang
punya keinginan dan kepentingan harus siap berjuang yang salah satunya
adalah persaingan.
Negara kita adalah negara yang sarat dengan pengalaman persaingan. Kita
kemarin sudah pemilu. Persaingan antar partai, di dalam partai sendiri
terjadi persaingan calon anggota dewan, sesudah itu pesaingan calon
presiden. Kita coba ambil persaingan di rumah siapa yang biasa bersaing
di rumah, adik kakak bersaing supaya lebih di sukai orang tua,
persaingan di majelis ta'lim, dan lainnya.
Yang paling berbahaya adalah jika persaingan dilakukan dengan cara yang
tidak baik. Persaingan itu sendiri adalah fitrah manusiawi, kita sudah
nalurinya bersaing, survival. Tetapi yang berbahaya bukan persaingannya
tetapi yang berbahaya adalah niat dan cara dalam bersaing.
Di negara kita kalau bersaing tidak hati-hati dan disikapi negatif maka
akan terjadi, yang pertama akan gelisah, stres, tegang, selalu
mencermati pesaingnya, gelisah takut lawannya menang. Yang kedua dia
cendrung licik, dia akan menghalalkan segala cara sehingga nilai
dirinya akan semakin merosot demi mencapai tujuan. Misalkan ada yang ke
dukun, upaya-upaya licik diantaranya dengan menghina, menyebar isu,
fitnah, menyebar kejelekan, menjatuhkan dan lainnya.
Ciri khas pesaing negatif adalah dia berusaha menjatuhkan pesaingnya
walaupun dengan cara yang tidak benar, menyebar isu, dan celakanya jika
bersaing tidak sehat maka dia akan melihat pesaing itu sebagai musuh
yang harus dia jatukan, dihancurkan, dilindas, diremukkan kalau perlu
dihabisi. Akibatnya persaingan menumbuhkan kesengsaraan, kehinaan dan
kedzoliman.
Biasanya orang seperti ini sangat tidak siap untuk kalah. Kalau orang
caranya tidak bagus niatnya tidak benar biasanya takut sekali kalah.
Kalau bersaing dengan sehat, berlomba-lomba dalam kebaikan maka dia
harus melihat bahwa persaingan itu karunia Allah. Kenapa ada persaingan?
Persaingan adalah karunia Allah agar kita bisa memompa kempuan kita
dengan optimal. Kalau tidak ada pesaing kita tidak jadi optimal.
Padahal kalau namanya keuntungan dalam islam "Man kaana Yaumuhu Khairan
min amsihi fahuwa raabihun", Barang siapa yang hari ini lebih baik
dari hari kemarin maka dia beruntung.
Siap bahwa hidup ini adalah persaingan. Siap seperti apa? Sedia payung
sebelum hujan, orang yang sedia payung sebelum hujan, tidak hujan
tenang, jika hujan, sudah ada payung dan juga akan tenang. Coba kalau
tidak ada payung, hujan panik. Dimanapun kita berada kita siap ada
pesaing. Supaya persaingan menjadi sehat, yang pertama siap, yang kedua
nikmati persaingan. Sehingga begitu ada persaingan, inilah saatnya
mengoptimalkan perbaikan diri saya. Maka kalau ada perlombaan, bukan
perkara menang atau kalah tetapi perkara bagai mana menjadi lebih baik.
Pesaing yang tidak baik suka mendengki. Orang yang dengki senang lihat
orang sengsara, dan sengsara lihat orang senang. Pendengki itu, dia
yang dzolim dia yang sengsara. Yang kita butuhkan bukan kemenangan yang
kita butuhkan adalah berubah menjadi lebih baik, dan ini adalah
kemenangan. Oleh karena itu tetaplah bersaing dimanapun berada dengan
tatapan nikmat dari Allah sebagai karunia.
Dan yang ketiga sikapi kemenangan dan kekalahan dengan sikap terhormat
jadi tidak pernah kalah. Cobalah kalau kalah jangan menangis tapi
tegar. Tak satupun yang tidak ada resiko. Bisa jadi engkau tidak
menyukai sesuatu padahal baik menurut Allah bisa jadi engkau menyukai
sesuatu padahal itu buruk bagi Allah, engkau tidak mengetahui apa-apa,
sedang Allah Maha Mengetahui.
Kemenangan itu, kalau kita di puji langsung merendah hati, bahwa
kemenangan bukan karena kehebatan diri, kemenangan bukan karena
kehebatan ikhtiar, kemenangan adalah ketentuan Allah yang sudah ada
sebelumnya dan ini bukan sebuah kesuksesan. Sombong itulah yang membuat
menang itu jadi kalah seketika karena dia gagal mengendalikan dirinya.
Tidak perlu meremehkan pesaing karena dengan adanya pesaing itulah kita
menjadi sukses. Kita tidak akan hina karena dihina, kita akan menjadi
hina kalau kita menghina, menang kalah itu biasa. Tidak pernah kalah
orang yang biasa mengolah kekalahan dengan sikap yang terhormat, karena
kemenangan adalah pengendalian diri kita dari sesuatu yang tidak Allah
ridhoi, rendah hati ketika mendapat pujian dan tidak sakit hati ketika
mendapat kekalahan.
Alhamdulillaahirobbil’alamin.
0 Komentar Untuk "indahnya bersaing terhormat"
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon